Hot Borneo

Warga Sampit Keluhkan Kabut Asap Dampak Kebakaran Lahan

apahabar.com, KOTAWARINGIN TIMUR - Dampak dari Kebakaran Hutan dan Lahan di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah yang semakin marak sejak dua

Featured-Image
Suasana di jalan raya Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur yang diselimuti asap. Foto-Istimewa

apahabar.com, KOTAWARINGIN TIMUR - Dampak dari Kebakaran Hutan dan Lahan di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah yang semakin marak sejak dua bulan terakhir, kini semakin mengkhawatirkan kesehatan warga.

Hampir sepekan ini, Kabupaten Kotawaringin Timur khususnya di Kota Sampit diselimuti kabut asap tebal disertai bau menyengat.

Akibat dari kabut asap ini, jarak pandang pengendara yang melintas sejak pagi hari terpantau berkurang hanya berkisar 50 meter saja, sementara data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan sudah memasuki fase sangat tidak sehat.

Kondisi ini menjadikan Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi peringkat pertama dalam buruknya kualitas udara di Indonesia saat ini, akibat dari dampak Kebakaran Lahan yang terjadi.

Tidak hanya itu, Kabut asap yang menyelimuti wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur ini pun mulai dikeluhkan warga, lantaran kejadian kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur ini dianggap yang terparah jika dibandingkan dengan 2019 lalu. Pasalnya, peristiwa kebakaran yang terjadi ini hampir setiap hari di sejumlah lokasi, mulai sejak pagi, siang, bahkan pada malam hari.

"Untuk kabut asap hari ini sangat tebal sekali nggak seperti hari kemarin, harapannya untuk pemerintah agar bisa lebih maksimal lagi dalam penanganan karhutla dan kabut asap ini, karena sudah sangat mengganggu sekali terutama kesehatan anak-anak," kata Yoyok warga Sampit, Minggu (3/9/2023).

Berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, sampai hari ini jumlah areal lahan yang terbakar di sejumlah wilayah tercatat ada sekitar 538 hektar lebih.

Data ini dipastikan akan terus bertambah mengingat puncak kemarau masih berlangsung dan upaya penanganan karhutla di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur masih dilakukan akibat terus meningkatnya jumlah titik api baru.

Editor
Komentar
TrendingLainnya