Hot Borneo

Hujan Buatan di Langit Kalsel, Titik Hotspot Mulai Berkurang

Titik hotspot di Kalimantan Selatan sudah jauh berkurang sejak pemerintah menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan sejak Jumat (7/7) kemari

Featured-Image
Pelaksanaan TMC atau hujan buatan di langit Kalsel. Foto-BRIN

apahabar.com, BANJARBARU - Titik hotspot di Kalimantan Selatan sudah jauh berkurang sejak pemerintah menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan sejak Jumat (7/7) kemarin. 

Rencananya, hujan buatan akan dilakukan hingga 18 Juli 2023 mendatang. 

"Karena memang ada hujan, ditambah lagi dilakukan TMC, jadi hotspot di Kalsel mulai berkurang," ujar Manajer Pusdalops BPBD Kalsel, Ricky Ferdyanto, Sabtu (8/7).

Baca Juga: Hujan Kiriman, Permukiman Warga Sampanahan Kotabaru Terendam Banjir 

Baca Juga: Indonesia Raih Juara di Reina Internacional del Cacao 2023

Dalam menerapkan hujan buatan, BPBD Kalsel menggunakan pesawat jenis Casa 212. Dia optimistis kebakaran hutan dan lahan di Kalsel bisa teratasi. Sementara anggarannya diambil dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). 

Manajer Operasional - Lab Pengelolaan TMC pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Adi Bayu Rusadi, menyampaikan sejauh ini, upaya pembasahan lahan gambut tidak menemui kendala.

Itu juga berkat dukungan dari BMKG, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Kementerian Lingkuhan Hidup dan Kehutanan, BPBD Kalsel dan Skadron Udara 4 TNI AU.

Sejauh ini luasan hutan dan lahan yang terbakar di Kalsel hingga saat ini mencapai ratusan hektare.

Dari total 176,35 hektare hutan dan lahan yang terbakar, lahan di Banjarbaru paling banyak terdampak yakni 78,7 hektare, disusul Kabupaten Tanah Laut dengan 63,83 hektare.

Di posisi ketiga ada Kabupaten Banjar dengan luasan 27,9 hektare karhutla. Kemudian Hulu Sungai Selatan 2,6 hektare dan Balangan 2,5 hektare.

Adapun titik hotspot yang paling dominan tersebar di Kabupaten Tanah Laut dengan 587 titik disusul Balangan dengan 497 titik.

Editor
Komentar
TrendingLainnya